CERITASERAM - Cerita Mistis Gereja Gothic Sayidan Yogyakarta
Berjelajah di daerah Gondomanan, pemandangan bangunan-bangunan klasik yang memang erat dengan citra Jogja akan kamu temukan kemana pun mata memandang.
Namun ada bangunan yang begitu sangat mencolok di mata masyarakat Yogyakarta, Itu adalah bangunan dengan nama Gereja Gothic Sayidan.
Namun ternyata sebutan Gereja hanya dari masyarakat saja karena sebenarnya bukan gereja, melainkan rumah yang telah lama ditinggalkan, bentuk rumah itu memang kovensional, kemudian dipugar dengan rupa seperti saat ini sekitar tahun 1986. Penggunaan menara-menara dan patung menambah kuat arsitekural Eropa bangunan ini.
Pemilik rumah ini adalah warga keturunan Tionghoa bernama Esther Widyo Wanandyo, yang tidak lain adalah Istri dari R. Petrus Haryono seorang perajin batik yang memiliki relasi dengan keraton Yogjakarta.
Namun konon katanya tempat ini dulu merupakan sebuah tempat beribadah oleh aliran sesat, Namun sepertinya cerita itu masih belum terbukti kebenarannya dan menjadi kabar yang simpang siur belaka.
Keempat anaknya juga orang-orang yang memiliki nama besar di Yogyakarta. Salah satunya adalah KRT Daud Wiryo Hadinagoro, seorang pemilik merk batik yang sudah go International.
Di tempat ini pula mereka menjalankan bisnis konveksi batik yang telah di ekspor ke luar negeri tersebut. Sepeninggal Esther, anak bungsunya, KRT Thomas Haryonagoro yang mengelola tempat ini.
Namun karena suatu hal akhirnya ia pergi meninggalkan rumah itu untuk membuka Museum Ullen Sentalu.
Namun, fakta tersebut tidak membuat cerita lisan warga sekitar gedung ini. Mereka memiliki ragam kisahnya masing-masing.
Menurut versi yang pertama.
Berpendapat bahwa gedung itu adalah benar sebuah gereja. Buktinya didalam rumah nya ada semacam altar dengan tulisan Belanda. Bentuk bangunanya jelas mirip seperti gereja di Eropa, hanya tak ada patung-patung Yesus.
Versi Kedua
Salah seorang warga berpendapat bahwa bangunan ini merupakan tempat tinggal keluarga Tionghoa yang kaya raya. Namun entah karena alasan apa, keluarga tersebut meninggalkan bangunan itu.
Versi Ketiga
Dan terakhir pun, ada warga sekitar yang berpendapat bahwa tempat ini dahulu merupakan pabrik batik. Pabrik ini disebut-sebut adalah milik seorang Tionghoa yang dekat dengan Keluarga Kraton.
Keunikan yang lainnya pun, adanya tulisan "Ullon Sentalu" di atas pintu masuk menuju Gereja Ghotic.
Banyak warga yang menganggap tulisan itu merupakan singkatan dari Bahasa Jawa "Ulating Blencong Sejatine Tataraning Lumaku" yang berarti "nyala lampu blencong merupakan petunjuk manusia dalam melangkah dan meniti hidup".
Singkat kata terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca ulasan kami, semoga keberuntungan menghampiri bos-bosku.
0 Comments